September 10, 2023 Upaya Dunia Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Terancam Gagal, Ini Penyebabnya

Upaya Dunia Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Terancam Gagal, Ini Penyebabnya

Upaya negara negara di dunia dalam mengatasi perubahan iklim kini terancam gagal. Pasalnya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di India, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Cina Xi Jinping tak hadir. Sekretaris Jendral Amnesty International, Agnès Callamard mengungkapkan, absennya kedua kepala negara dalam acara yang berlangsung pada Sabtu (9/9/2023) menurunkan harapan tercapainya target pengurangan emisi yang lebih besar.

"Bagi kelompok negara yang bertanggung jawab atas 80 persen emisi global, kebuntuan di New Delhi berpotensi menjadi bencana bagi negara negara miskin," ungkap Agnès dikutip dari DW, Minggu, (10/9/2023). Menurutnya, hal ini diyakini akan turut meredupkan ekspektasi bagi KTT Iklim COP28 di Uni Emirat Arab, November mendatang. Sebagai informasi, ada tiga isu iklim yang diagendakan di New Delhi, yakni penambahan kapasitas energi terbarukan hingga 2030, dekarbonisasi ekonomi dan pembiayaan transisi hijau di negara negara berkembang.

Rumah Sakit Minta DP Rp 1 Juta ke Pasien Covid 19, Satgas Angkat Bicara Ribuan Warga Australia Berdemonstrasi Memprotes Kewajiban Vaksinasi Covid 19 DEAL RESMI Transfer LIGA INGGRIS Pekan 4 Januari 2024: Man City 3, MU 9, Liverpool 14, Arsenal 3

Pemerintah Rencanakan Mahasiswa Kedokteran dan Calon Perawat Ikut Tangani Covid 19 Hizbullah Ngamuk, Lipat Gandakan Serangan Roket 500 Kg, Pemukim Israel Panik Tanah Berguncang Halaman 3 12 dari Ratusan Warga Negara India yang Datang ke Indonesia Positif Covid 19

Antonio Conte Setuju untuk Mengambil Pekerjaan di AC Milan dan Tiga Pilihan yang Masuk Akal Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman all Sementara itu, Sekretaris Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Simon Stiell mengungkapkan, hasil rangkaian pertemuan yang digelar jelang KTT sejak beberapa bulan lalu membiaskan kebuntuan.

Juli silam, menteri menteri energi G20 gagal menyepakati strategi pengurangan emisi, target pembangunan energi hijau atau bahkan menyebut batu bara sebagai sumber emisi dalam pernyataan akhir. "Deklarasi yang dirilis sama sekali tidak cukup,” kata Simon Stiell. Peneliti Senior di Lembaga Iklim E3G, Madhura Joshi mengungkapkan, terdapat sebuah riset yang dirilis pekan ini mencatat betapa emisi batu bara per kapita di negara negara G20 justru meningkat sejak 2015.

Peningkatan sebesar sembilan persen itu didorong oleh geliat pembangunan di sejumlah negara, teurtama India, Indonesia dan Cina. Kepentingan batu bara yang bertautan dengan konflik geopolitik dengan Beijing dan Rusia itulah yang membuyarkan harapan. "Minimal, saya harap mereka bisa mengadopsi deklarasi Bali untuk mengurangi batu bara,” kata Madhura Joshi.

Dia merujuk pada KTT G20 di Bali tahun lalu, ketika semua negara anggota menyatakan berkomitmen untuk mempercepat upaya mengurangi batu bara, searah dengan kondisi. Isu lain yang menghambat adalah pembiayaan transisi energi. Selaku tuan rumah, Perdana Menteri Narendra Modi telah mendesak, betapa ambisi iklim global harus sesuai dengan pembiayaan dan transfer teknologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *